Friday, 15 April 2016

ASKEP ANAK DENGAN PENYAKIT JANTUNG REMATIK (Part 2)

1.   Pengkajian
a.   Lakukan pengkajian fisik rutin
b.  Dapatkan riwayat kesehatan, khususnya mengenai bukti-bukti infeksi streptokokus antesenden.
c.   Observasi adanya manifestasi demam rematik.

2.   Diagnosa Keperawatan
a.   Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan disfungsi myocardium
b.   Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan proses infeksi penyakit.    
c.   Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.    

3.   Rencana Keperawatan
a.   Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan disfungsi myocardium        
Tujuan : Pasien dapat menunjukkan perbaikan curah jantung.
Intervensi Rasional     
> Beri digoksin sesuai instruksi, dengan menggunakan kewaspadaan yang sudah ditentukan untuk mencegah toksisitas.
> Kaji tanda- tanda toksisitas digoksin (mual, muntah, anoreksia, bradikardia, disritmia)    
> Seringkali diambil strip irama EKG      
> Jamin masukan kalium yang adekuat Observasi adanya tanda-tanda hypokalemia       
> Beri obat-obatan untuk menurunkan afterload sesuai instruksi > Dapat meningkatkan curah jantung Untuk mencegah terjadinya toksisitas  
> Mengkaji status jantung    
> Penurunan kadar kalium serum akan meningkatkan toksisitas digoksin
b.   Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan proses infeksi penyakit.    
Tujuan : Suhu tubuh normal (36 – 37’ C)
> Intervensi Rasional  
> Kaji saat timbulnya demam        
> Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, TD, pernafasan setiap 3 jam   
> Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh
> Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang hal-hal yang dilakukan
> Jelaskan pentingnya tirah baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut tidak dilakukan
> Anjurkan klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5 – 3 liter/hari dan jelaskan manfaatnya
> Berikan kompres hangat dan anjurkan memakai pakaian tipis
Berikan antipiretik sesuai dengan instruksi Dapat diidentifikasi pola/tingkat demam
> Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadan umum klien
> Penjelasan tentang kondisi yang dilami klien dapat membantu mengurangi kecemasan klien dan keluarga
> Untuk mengatasi demam dan menganjurkan klien dan keluarga untuk lebih kooperatif
>Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan klien di RS
>Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak
> Kompres akan dapat membantu menurunkan suhu tubuh, pakaian tipis akan dapat membantu meningkatkan penguapan panas tubuh
> Antipiretika yang mempunyai reseptor di hypothalamus dapat meregulasi suhu tubuh sehingga suhu tubuh diupayakan mendekati suhu normal      
c.   Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, klien mampu menghabiskan makanan yang telah disediakan.
> Intervensi Rasional
> Kaji faktor-faktor penyebab        
> Jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup
> Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil dan sering, jika tidak muntah teruskan
> Lakukan perawatan mulut yang baik setelah muntah
> Ukur BB setiap hari
> Catat jumlah porsi yang dihabiskan klien
> Penentuan factor penyebab, akan menentukan intervensi/ tindakan selanjutnya
> Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga sehingga klien termotivasi untuk mengkonsumsi makanan
> Menghindari mual dan muntah dan distensi perut yang berlebihan
> Bau yang tidak enak pada mulut meningkatkan kemungkinan muntah
> BB merupakan indikator terpenuhi tidaknya kebutuhan nutrisi
Mengetahui jumlah asupan / pemenuhan nutrisi klien     

d.   Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.
Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang
> Intervensi Rasional
> Kaji tingkat nyeri yang dialami klien dengan memberi rentang nyeri (1-10), tetapkan tipe nyeri dan respon pasien terhadap nyeri yang dialami
> Kaji factor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasien terhadap nyeri
> Berikan posisi yang nyaman, usahakan situasi ruangan yang tenang
> Berikan suasana gembira bagi pasien, alihkan perhatian pasian dari rasa nyeri (libatkan keluarga)
> Berikan kesempatan pada klien untuk berkomunikasi dengan teman/ orang terdekat
> Berikan obat-obat analgetik sesuai instruksi Untuk mengetahui berapa tingkat nyeri yang dialami
> Reaksi pasien terhadap nyeri dapat dipengaruhi oleh berbagai factor begitupun juga respon individu terhadap nyeri berbeda dab bervariasi
> Mengurangi rangsang nyeri akibat stimulus eksternal
Dengan melakukan aktifitas lain, klien dapat sedikit melupakan perhatiannya terhadap nyeri yang dialami
> Tetap berhubungan dengan orang-orang terdekat/teman membuat pasien gembira / bahagia dan dapaty mengalihkan perhatiannya terhadap nyeri

> Mengurangi nyeri dengan efek farmakologik        

No comments:

Post a Comment