A. Pengkajian
1. Kaji riwayat keluarga melalui
wawancara atau genogram.
Data yang dapat
diperoleh apakah anak tersebut lahir premature, berat badan lahir rendah,
anoksia, penyulit kehamilan lainnyan atau ada faktor genetik yang diduga
sebagai penyebab dari gangguan hiperaktivitas pada anak.
2. Kaji riwayat perilaku anak.
l Riwayat perkembangan, dimana
dulu seorang bayi yang gesit, aktif dan banyak menuntut, yang mempunyai
tanggapan – tanggapan yang mendalam dan kuat, dengan disertai kesulitan –
kesulitan makan dan tidur, kerap kali pada bulan – bulan pertama kehidupannya,
sukar untuk menjadi tenang pada waktu akan tidur serta lambat untuk membentuk
irama diurnal. Kolik dilaporkan agak umum terjadi pada mereka.
l Laporan guru tentang
permasalahan – permasalahan akademis serta tingkah laku di dalam kelas.
B.
Diagnosa Keperawatan
© Kerusakan
interaksi sosial
© Gangguan
konsep diri
© Resiko
tinggi penatalaksanaan program terapeutik tidak efektif
© Resiko
tinggi perubahan peran menjadi orang tua
© Resiko
tinggi kekerasan
© Resiko
tinggi mencederai diri sendiri
C. Perencanaan
Intervensi keperawatan umumnya
diimplementasikan pada pasien rawat jalan dan komunitas.
1. Bantu orang tua dalam mengimplementasikan
program perilaku agar mencakup penguatan yang positif.
© Latih kefokusan anak
Jangan tekan
anak, terima keadaannya. Perlakukan anak dengan hangat dan sabar, tapi
konsisten dan tegas dalam menerapkan norma dan tugas. Kalau anak tidak bisa diam
di satu tempat, coba pegang kedua tangannya dengan lembut, kemudian ajak untuk
duduk dan diam. Mintalah agar anak menatap mata anda ketika bicara atau diajak
berbicara. Berilah arahan dengan nada lembut.
© Telatenlah
Jika anak telah
betah untuk duduklebih lama, bimbinglah anak untuk melatih koordinasi mata dan
tangan dengan cara menghubungkan titik – titik yang membentuk angka atau huruf.
Selanjutnya anak diberi latihan menggambar bentuk sederhana dan mewarnai. Bisa
pula mulai diberikan latihan berhitung dengan berbagai variasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Mulailah dengan penjumlahan atau
pengurangan dengan angka-angka di bawah 10. Setelah itu baru diperkenalkan
konsep angka 0 dengan benar.
© Bangkitkan kepercayaan diri
anak
Gunakan teknik
pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif. Misalnya memberikan
pujian bila anak makan dengan tertib. Tujuannya untuk meningkatkan rasa percaya
diri anak.
© Kenali arah minatnya
Jika anak
bergerak terus jangan panik, ikutkan saja dan catat baik-baik, kemana
sebenarnya tujuan keaktifan dari anak. Yang paling penting adalah mengenali
bakat anak secara dini.
© Minta anak bicara
Anak hiperaktif
cenderung susah berkomunikasi dan bersosialisasi. Karena itu Bantu anak dalam
bersosialisasi agar ia mempelajari nilai – nilai apa saja yang diterima di
kelompoknya.
2.
Sediakan
struktur kegiatan harian
Anak hendaknya
mempunyai daftar kegiatan harian yang berjalan dengan teratur menurut jadwal
yang ditetapkan dan hendaknya segera mengikuti serta melaksanakan kegiatan
rutinnya itu, sebagaimana iharkn dari dirinya dan untuk itu anak dihadiahi kata
– kata pujian.
Perangsangan yang
berlebihan serta kelelahan yang sangat hebat hendaknya dihindarkan. Anak
membutuhkan saat santai setelah bermain, terutama setelah ia melakukan kegiatan
fisik yang kuat dan keras. Periode sebelum tidur harus merupakan masa tenang,
dengan cara menghindarkan acara televisi yang merangsang, permainan yang keras
dan jungkir balik.
3.
Beri
obat stimulans sesuai instruksi.
a. Stimulans dapat dihentikan
sementara pada akhir pekan dan hari libur. Di mana untuk menentukan apakah
kemampuan pengendalian yang dimiliki oleh anak itu sendiri telah mengalami
suatu kemajuan.
b. Stimulans tidak diberikan
sesudah pukul 3 atau 4 sore, dimana efek samping stimulans adalah insomnia.
Insomnia dapat dicegah dengan tidak lagi memberikan pengobatan perangsang
setelah jam 3 sore serta mengatur sedemikian rupa, sehingga periode sebelum
tidur itu merupakan saat yang tenang serta tidak merangsang.
D.
Perencanaan Pemulangan (Discharge Planning) dan
Perawatan di Rumah
1.
Didik
dan bantu orang tua dan anggota keluarganya.
2. Berkolaborasi dengan guru dan
libatkan orang tua. Dorong orang tua untuk menjamin bahwa guru dan perawat
sekolah mengetahui tentang nama, dosis dan waktu minum obat.
3. Pastikan bahwa anak
mendapatkan evalusi dan bimbingan akademik yang diperlukan. Memasukkan anak
dalam kelas pendidikan khusus sering kali diperlukan.
4. Pantau kemajuan dan respons
anak terhadap pengobatan.
5. Rujuk ke spesialis perilaku
dan orang tua untuk mengembangkan dan mengimplementasikan rencana perilaku.
E.
Hasil yang Diharapkan
1. Prestasi di sekolah
meningkat, dibuktikan oleh nilai dan tugas-tugas yang diselesaikan anak.
2.
Perilaku
anak semakin baik menurut penilaian guru dan orang tua.
3.
Anak
menunjukkan hubungan yang positif dengan teman sebaya.
ASKEP HIPERAKTIF (Part 1)
No comments:
Post a Comment